Laporan Akhir Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama Mata Kuliah Character Building Agama


Character Building : Agama

Laporan Akhir Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama




Belajar Toleransi dari Tokoh Agama


Identitas Kelompok

Nim
Nama
Jabatan (ketua, sekertaris, anggota)
2001589390
Calvin
Ketua
2001558574
Leonardi Suwandi
Sekretaris
2001577850
Calvin Yonathan
Anggota
2001558353
Eric Kurniawan
Anggota
2001565831
Leo Pranando DCJ
Anggota
2001565724
Andreas Marcolia
Anggota
2001567055
Novanthio Taniko H.
Anggota



Kelas
LH-01




BINUS UNIVERSITY
2017




Daftar Isi


Cover………………………………………………………………………………………………1

Lembaran pengesahan…………………………………………………………………………....2

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..3

Bab 1. Pendahuluan……………………………….……………………………………………...4

Bab 2. Metode Kegiatan………………….……………………………………………………....5

Bab 3. Konsep Teori.……………..……………………………………………………………….6

Bab 4. Hasil Kegiatan……………………………………………………………..………............7
           
Bab 5. Penutup…………………………………..………………………………...........................8

Lampiran Kegiatan……………………………………………………………………………….9

Referensi...........................................................................................................................................10




Bab 1: Pendahuluan


I. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama. Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.

        Toleransi antar umat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.


II . Permasalahan
  •  Kurang pahamnya rasa toleransi dan indahnya perbedaan pada saat ini
  •  Menambah pengetahuan tentang agama, dan bisa menerima antar sesama
  •  Dapat meningkatkan iman.
III . Tujuan Kegiatan
  •  Mengerti dan bisa mengaplikasikan rasa toleransi.
  •  Memperkuat jiwa solidaritas antar sesama umat beragama.
  •  Mempererat tali persaudaraan antar umat beragama.
  •  Meningkatkan keimanan
IV. Manfaat kegiatan
  •  Rasa Persaudaraan yang semakin tertanam.
  •  Tertanamnya rasa toleransi terhadap sesama umat beragama.
  •  Mengerti dan memahami indahnya perbedaan.
  •  Memberikan motivasi untuk menjaga perbedaan yang ada.


Bab 2: Metode Kegiatan


I. Rencana Kegiatan
Dalam kegiatan Belajar toleransi dari tokoh agama, rencana kegiatan yang telah kami siapkan yaitu, kami mendiskusikan pertanyaan yang digunakan dalam wawancara, menentukan tempat kegiatan , dan membuat jadwal kegiatan . setelah rencana kegiatan telah selesai kami dapat mudah untuk memulai kegiatan kelompok kami dengan mewancarai tokoh agama.

II. Lokasi Kegiatan
  • Chandra Prabha Pura Jelambar, Jl. Indraloka Raya, RT.8/RW.10, Jelambar, West Jakarta City, Jakarta.
  • Vihara Ekayana Arama (Jalan Mangga II No. 8, Tanjung Duren Barat, RT.8/RW.8, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510)
  • Gereja Kristen Jakarta (Jl. Tambora Raya No. 44 Jemb. V, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11220).
III. Waktu Kegiatan
Kegiatan kami akan kami mulai pada 28 - 31 Oktober 2017 dan dimulai pada jam 10.00 hingga kegiatan selesai.

IV. Peserta Kegiatan
 Peserta kegiatan Kunjungan Tokoh Agama terdiri atas :
  1. Calvin
  2. Leonardi Suwandi
  3. Andreas Marcolia
  4. Calvin Yonathan
  5. Eric Kurniawan
  6. Leo Pranando DCJ
  7. Novanthio Taniko H.

V. Panduan Wawancara
  1. Kami memperkenalkan diri terlebih dahulu, setelah itu kami menjelaskan tujuan kami untuk mewawancara.
  2. Kami meminta izin jika kami akan merekam saat proses wawancara dilakukan.
  3. Kami memulai wawancara dengan pertanyaan awal yang ringan.
  4. Selanjutnya kami akan mengajukan pertanyaan berikutnya secara runtun sesuai dengan apa yang kami diskusikan terlebih dahulu.
  5. Sebagai penutupnya kami akhiri dengan ucapan terima kasih.


Bab 3: Konsep


        Agama merupakan pengakuan atau tanggapan manusia terhadap adanya kekuatan adanya kekuaran supranatural, kekuatan adikodrati yang melebihi segala realitas ada. Motivasi dalam keagamaan pada umumnya bersifat psiko-subjektif yang diyakini sebagai hal yang baik dan benar yang mengarahkan perilaku, cara berpikir, dan cara bertindak.Motivasi dasar mengapa para penganut Agama menghayati agamanya diambil dari (Bdk. International Encyclopedia of the Social Sciences, 2010: hlm. 161), antara lain ; a.Mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, b. orang menganut agama untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan manusiawi yang dialami didalam hidupnya, c. orang menganut agama untuk menciptakan keteraturan dan kohesi sosial. Dan pada umumnya agama memiliki 5 karakteristik dasar yang terdapat didalamnya yakni; 1.Memiliki kepercayaan agama, 2.Memiliki simbol agama, 3. Memiliki praktik agama, 4. Memiliki umat atau penganut agama, 5.Memiliki pengalaman keagamaan.

        Berhubungan tema yang kita angkat adalah “Belajar toleransi dari tokoh agama” dan sebagai bentuk rasa ingin tahu tentang rasa toleransi lebih jauh lagi, kami akan melakukan wawancara(dialog) kepada beberapa tokoh agama yang berbeda tentang pendapat mereka terhadap sikap toleransi, saling menghargai. dan lain sebagainya. Dialog dapat diartikan sebagai pembicaraan langsung antar orang-orang yang mempunyai pandangan berbeda tentang suatu hal, untuk saling tukar informasi, sehingga memperoleh saling pengertian di antara mereka. Jadi, tujuan kami melakukan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasa toleransi kita terhadap perbedaan, dan juga kelompok kami ingin menyatukan pendapat dari berbagai tokoh agama tertentu untuk mendapatkan pengetahuan lebih dan penerapaannya di kehidupan masyarakat.

       Maka dari itu kami berharap banyak dari kegiatan ini agar bisa membuat kami lebih memahami dan mendapatkan ilmu baru serta berguna yang bisa kami dapatkan dari beberapa tokoh agama yang akan kami wawancarai dan menjadikannya pembelajaran bagi kami dan dapat diaplikasikan kepada orang lain. Dan bisa mempererat hubungan sesama masyarakat di lingkungan sekitar kita dan agar bisa terjalinnya rasa toleransi antar umat beragama dan juga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memiliki agama.



Bab 4: Hasil Kegiatan


Pertemuan 1 (Vihara Ekayana Arama) – Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama Mata Kuliah Character Building Agama




1.      Bagian Awal

Kelas : LH01
Dosen : Sukron Ma’mun (D3702)
Tokoh Agama :  Bhiksuni Bhadrasatyan
Hari, Tanggal:  Sabtu, 28 Oktober 2017
Pukul : 10.00-13.00 WIB
Lokasi :Vihara Ekayana Arama(Jalan Mangga II No. 8, Tanjung Duren Barat, RT.8/RW.8, Duri Kepa,
Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510)

Anggota Tim yang hadir saat Pertemuan pertama:
  • Calvin                             2001589390
  • Leonardi Suwandi          2001558574
  • Andreas Marcolia           2001565724
  • Calvin Yonathan             2001577850
  • Eric Kurniawan              2001558353
  • Leo Pranando DCJ         2001565831
  • Novanthio Taniko H       2001567055



2.      Bagian Isi



Pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2017 kami melakukan kegiatan survey di Vihara Ekayana Arama yang dimana terletak di Jalan Mangga II No. 8, Tanjung Duren Barat, dengan menyerahkan surat pengantar ke pengurus Vihara sebagai tanda bukti bahwa kami dari pihak Bina Nusantara university, Setelah itu kami menanyakan apakah kami bisa melakukan kegiatan wawancara bersama salah satu tokoh agama yang berada di Vihara Ekayana Arama, dan pihak Vihara Ekayana Arama memperbolehkan kami melakukan kegiatan wawancara tersebut dan pihak Vihara Ekayana Arama meminta kami untuk melakukan kegiatan wawancara pada 1 minggu kedepan yaitu tepatnya Sabtu, 28 Oktober 2017 bersama dengan kelompok lainnya.



      Pada Sabtu Tanggal 28 Oktober 2017, Hari ini merupakan hari yang dimana tim kami akan melakukan Wawancara di Vihara Ekayana Arama yang dimana terletak diJalan Mangga II No. 8, Tanjung Duren Barat, Sebelum kami berangkat kami berkumpul dulu di Binus University Anggrek dan berangkat pada pukul 09.20 menggunakan grab car. Kemudian kami tiba pada tujuan kami pada pukul 09.50.



     Pada saat sampai pada tujuan kami melihat ada 4 kelompok hari tersebut juga akan melakukan wawancara di Vihara Ekayana Arama, kemudian kami dipersilahkan duduk didalam untuk menunggu suhu Bhiksuni Bhadrasatyan, Setelah menunggu cukup lama suhu Bhiksuni Bhadrasatyan datang dan Kami memulai sesi Wawancara kami.



     Sebelum memulai Wawancara kami meminta izin terlebih dahulu untuk merekam saat proses wawancara dilakukan dan tidak lupa kami juga memperkenalkan diri kami terlebih dahulu, dan menjelaskan tujuan kami untuk mewawancara. Kelompok kami mengajukan pertanyaan “Indonesia kan memiliki 6 agama yang diakui, terus di indonesia itu ada pasalnya yang mengatur setiap warga negara boleh memilih agamanya masing-masing, tetapi kebanyakan orang-orang indonesia itu kebanyakan memilih agama dari orang tua nya seperti dari leluhur/keturunan” menurut suhu Bhiksuni Bhadrasatyan “sebenarnya bagi saya pribadi fisik saya pasti ngikutin leluhur saya, tetapi saya harus mencari tahu lagi ajaran agama leluhur saya itu bisa ga diterima oleh masyarakat, diterima oleh saya sendiri, bisa dipraktekkan dengan baik perkembangan diri saya yang baik dan diterima oleh masyarakat, kalau dulu khonghucu itu belum diakui, mama saya itu khonghucu, mengapa saya tidak mau itu karna ga ada sesuatu hal yang bisa membuat karakter saya bisa berkembang, kepribadian saya berkembang yang baik dan benar ”, setelah itu kelompok lain mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan,kelompok kami hanya kebagian untuk mengajukan 1 pertanyaan saja dikarnakan sudah banyak pertanyaan yang sudah terjawab oleh suhu Bhiksuni Bhadrasatyan.


       Setelah Suhu Bhiksuni Bhadrasatyan telah menjawab semua pertanyaan, maka wawancara ini selesai, setelah itu kami berterima kasih kepada suhu, tidak lupa juga kami meminta foto bersama sebagai dokumentasi atau bukti kegiatan wawancara ini, dan tidak terasa waktu menunjukkan 12.45 pada saat itu, kami tidak lupa untuk pamitan, dan terima kasih untuk suhu yang telah membantu kami dalam rangka kegiatan wawancara dan menjawab semua pertanyaan kami.

3.      Kesimpulan

        Apa yang kami dapat dari kegiatan wawancara bersama Suhu Bhiksuni Bhadrasatyan adalah membuat kami lebih tau akan toleransi antar umat beragama di Indonesia ini, dan kami lebih mengenal lebih dalam lagi tentang keagamaan di Indonesia, selain itu Suhu juga banyak menceritakan dan berbagi pengalaman pribadi yang dirasakan oleh Suhu yaitu toleransi yang cukup besar antar umat beragama yang berada di daerah Vihara Ekayana Arama ini, yang saling memberikan bantuan pada saat hari raya masing-masing agama. Dan pada akhir kegiatan wawancara ini kami ingin terus mengembangkan rasa toleransi di lingkungan sekitar kami walaupun itu hanya toleransi yang kecil sekalipun..


Pertemuan 2 (Gereja Kristen Jakarta) – Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama Mata Kuliah Character Building Agama

1.      Bagian Awal

Kelas : LH01
Dosen : Sukron Ma’mun (D3702)
Tokoh Agama :  Ari Lasse
Hari, Tanggal:  Rabu, 1 November 2017
Pukul : 13.30-14.30 WIB
Lokasi :Gereja Kristen Jakarta(Jl. Tambora Raya No. 44 jemb. V, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusu
Ibukota Jakarta 11220)

Anggota Tim yang hadir saat Pertemuan kedua:
  •     Calvin                             2001589390
  •     Leonardi Suwandi          2001558574  
  •     Andreas Marcolia           2001565724
  •     Calvin Yonathan             2001577850
  •     Eric Kurniawan              2001558353
  •     Leo Pranando DCJ         2001565831
  •     Novanthio Taniko H       2001567055
2.      Bagian Isi

        Hari ini merupakan pertemuan kedua kami dalam melakukan wawancara terhadap tokoh agama dimana pertemuan kedua ini kami akan mewawancara seorang Pendeta, sebelum itu kami terlebih dulu meminta izin untuk melakukan wawancara di Gereja Kristen Jakarta yang dimana terletak diJl. Tambora Raya No. 44 jemb. V,dengan menyerahkan surat pengantar dan proposal kami kepengurus Gereja sebagai tanda bukti bahwa kami dari pihak Bina Nusantara University, setelah itu kami diizinkan mewawancara dan diberikan tanggal untuk melakukan wawancara.

            Hari ini merupakan hari melakukan wawancara kami di Gereja Kristen Jakarta, sebelum kami berangkat kami berkumpul di kost loving hut anggrek dan melakukan persiapan untuk mewawancara, setelah tim kami sudah lengkap semua kami melakukan keberangkatan kami dari jam 12.30 menggunakan grab car. kemudian kami tiba pada tujuan kami pada pukul 13.10. Setelah sampai kami dipersilahkan untuk menunggu didalam, sambil menunggu kami menyiapkan beberapa pertanyaan yang disiapkan untuk wawancara, setelah beberapa saat Pendeta tersebut datang, dan kami memasuki ruangan meeting room untuk melakukan wawancara disana.

              Seperti biasa sebelum kami melakukan wawancara kami, kami mengenalkan diri kami terlebih dahulu dan menjelaskan tujuan kami dari melakukan wawancara tersebut, kemudian kami juga tidak lupa untuk meminta izin merekam saat melakukan wawancara. Kemudian wawancara dimulai, Kami memulai wawancara kami dengan pertanyaan yang yang ringan sampai ke dalam yaitu

1.“Menurut pendapat bapak, dari skala 1-10 sudahkah kerukunan antar agama di Indonesia tercapai dengan baik? Kalau tidak kenapa? Kalau iya kenapa?”
Menurut bapak sendiri ialah “ Menurut saya kalau dikatakan sudah tercapai dengan baik mungkin saya katakan tidak, kalau dikatakan juga belum sebagian juga sudah, menurut saya seperti itu, karna ditengah-tengah bangsa kita juga sering terjadi perselisihan antar umat agama misalkan dalam keKristen-an sering ada gereja yang dibakar oleh oknum-oknum tertentu yang menagatas namakan agama, namun di satu sisi juga kita melihat sebenarnya  ada juga gereja yang cukup baik dengan agama yang lain, atau agama lain yang cukup baik dengan gereja, misal kita bisa melihat contoh salah satunya kalau kita ambil survei dijakarta utara misalkan ada kurang lebih 45 tahun gereja dan mesjid sudah berdampingan disana, jadi dikatakan baik juga tidak terlalu, dikatakan tidak juga tidak terlalu, jadi adaa ditengah-tengah kita sebagai anak-anak bangsa kita harus berjuang untuk menciptakan satu kerukunan beragama dibangsa kita khusunya”.

2.”Apa tanggapan bapak tentang mereka yang menggangap agamanya lebih benar dari pada yang lain?”
Menurut bapak sendiri ialah”saya rasa setiap orang memiliki tanggapan atau pandangan secara pribadi menurut dia agamanya benar atau menurut saya agamanya saya benar, tapi kalau kita lihat secara kebenaran tentunya adalah pelanggaran-pelanggaran yang menciptakan sesuatu yang benar kalau dikatakan benar adalah berarti tidak ada sesuatu yang didalamnya menyangkut diskriminasi orang , itu namanya benar nggak ada yang didalamnya kita menyudutkan yang lain kalau kita mengatas namakan agama yang mengatakan agama kita yang benar namun didalam hal itu kita menyudutkan orang lain, kita menyingkirkan orang lain, kita membunuh demi mengatakan agama kita benar secara logic itu tidak masuk akal, jadi yang mengatakan agamanya yang benar atau lebih benar dari pada yang lain bisa-bisa saja orang berpandang begitu karna dia punya pemikiran yang begitu. Tapi menurut saya tidak ada Agama yang sempurna didalam dunia ini yang ada adalah Tuhan yang sempurna ,jadi agama hanya salah satu wadah dimana setiap umat yang beragama akan memakai agama untuk mengenal Tuhan. Jadi yang Sempurna, yang lebih baik itu, yang lebih menarik itu adalah Tuhan yang disembah oleh Agama itu masing-masing, dipercaya oleh Agama itu masing-masing”.

3.”Apa pendapat Bapak tentang orang yang tidak memiliki/memeluk Agama?
Menurut bapak sendiri ialah” itu juga adalah keputusan setiap orang masing-masing, dia memiliki agama mengambil keputusan untuk mengambil agama, atau dia tidak mengambil keputusan dalam untuk tidak memiliki agama itu adalah keputusan dia, tapi sebenarnya ketika dia mengambil keputusan, menurut saya untuk tidak beragama itu juga sebenarnya dia sudah beragama, agamanya adalah tidak beragama ketika dia mengambil keputusan.berarti ketika dia mengambil keputusan itu berarti dia mempercayai apa yang dipercayai adalah sesuatu yang tidak ada bisa dikatakan menurut saya agama nya dia adalah agama yang tidak dipercayai oleh dia sendiri.

4.”Bagaimana toleransi dimasyarakat sekitar sini/sekitar gereja?”
Menurut bapak sendiri ialah”Sejauh ini Gereja cukup berkontribusi secara sosial di lingkungan ini khususnya Gereja Kristen Jakarta sejak Gereja ini berdiri Gereja ini menjadi wadah untuk berbagi kasih dengan orang-orang disekitar sini misalnya kita mengadakan  pembagian semabako secara gratis, mengadakan pengobatan secara gratis , dan ini menciptakan kerukunan beragama yang baik dilingkungan warga ini, sehingga kalau Gereja ini bisa berdiri sampai saat ini itu karena diciptakan sosial didalam, kebaikan-kebaikan didalamnya sehingga Gereja hadir bukan untuk menyudutkan yang lain, tetapi Gereja hadir untuk membagi kasih kepada orang lain sehingga Gereja ini bisa diterima oleh orang-orang disekitar warga sini”.

5.”Sebagai umat beragama, bagaimana peran kita bisa hidup rukun, seperti diIndonesia ini karena Indonesia memiliki berbagai suku dan kepercayaan, peran kita seperti apa?”
Menurut bapak sendiri ialah”Kita sebagai anak–anak muda bangsa saat ini kita harus melandaskan karna kita adalah negara Indonesia kita landasan nya adalah Pancasila dan kita harus menjujung tinggi Pancasila dan sebagai umat yang beragama seharusnya punya tata agamanya masing-masing, termasuk dalam Kristen-an selalu diajarkan bagaimana menghargai agama yang lain dan bagaimana mencintai bangsa ini misalkan dalam Kristen sering kali diajarkan untuk berdoa bagi bangsa , untuk perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini, dan saya percaya diagama-agama lain juga mengajarkan supaya mereka berdoa untuk kebaikan buat bangsa ini terutama anak-anak muda hari ini pasti tokoh-tokoh agama mengajarkan supaya anak-anak mudanya, atau orang-orang yang ada diagamanya dia berkontribusi dengan baik buat bangsa ini sehingga bangsa ini semakin mengalami kemajuan, seperti itulah inilah contoh dalam ke Kristen –an di Gereja kita melakukan hal-hal yang terbaik bahkan ini rutin kita lakukan misalkan dalam persekutuan doa setiap hari rabu tidak terlupakan kita selalu berdoa bagi bangsa kita supaya bangsa kita lebih baik, dan pemimpin yang bisa memberikan teladan yang baik buat generasi untuk bangsa ini”.

        Setelah pertanyaan kami terjawab semua maka kami mangakhiri wawancara ini, kami berterimakasih banyak dengan Bapak Ari Lasse yang sudah menjawab semua pertanyaan yang sudah kami tanyakan , tidak lupa juga kami meminta foto bersama sebagai dokumentasi atau bukti kegiatan wawancara ini, dan tidak terasa waktu menunjukkan 14.30 pada saat itu. kami tidak lupa untuk pamitan , dan terima kasih untuk Pak Ari yang telah membantu kami dalam rangka kegiatan wawancara dan menjawab semua pertanyaan kami.

3.      Kesimpulan

             Apa yang kami dapat dari kegiatan wawancara bersama pak Ari adalah membuat kami lebih memahami kerukunan agama di Indonesia saat ini yang dimana di Indonesia ini memiliki berbagai ras,suku,dan kepercayaan yang masih bisa hidup rukun , seperti yang dikatakan Pak Ari sendiri disetiap Agama pasti diajarkan untuk saling menghargai antar umat beragama, saling menolong, tidak diskriminasi dan menjadi orang baik untuk bangsa ini.Selain itu Pak Ari juga memberikan beberapa saran dan masukkan untuk kami tentang bagaimana bisa saling hidup rukun dan saling menghargai antar umat beragama.


Pertemuan 3 (Pura Chandra Prabha) –  Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama Mata Kuliah Character Building Agama

1.      Bagian Awal

Kelas : LH01
Dosen : Sukron Ma’mun (D3702)
Tokoh Agama :  Nyoman Firmantika
Hari, Tanggal:  Minggu, 12 November 2017
Pukul : 09.40-10.45 WIB
Lokasi :Pura Chandra Prabha (Jl. Indraloka Raya, RT.8/RW.10, Jelambar, Kota Jakarta Barat,Daerah
Khusus Ibukota Jakarta )

Anggota Tim yang hadir saat Pertemuan ketiga:

  •     Calvin                             2001589390
  •     Leonardi Suwandi          2001558574  
  •     Andreas Marcolia           2001565724
  •     Calvin Yonathan             2001577850
  •     Eric Kurniawan              2001558353
  •     Novanthio Taniko H       2001567055
2.      Bagian Isi

            Hari ini merupakan pertemuan terakhir kami dalam melakukan wawancara terhadap tokoh agama dimana pertemuan kali ini kami akan mewawancara seorang mangku di Pura Chandra Prabha, seperti biasa sebelum berangkat kami berkumpul di loving hut anggrek, sambil menunggu tim kami lengkap , kami melakukan persiapan dalam mewawancara, setelah tim kami lengkap kami melakukan keberangkatan kami dari jam 08.30 menggunakan grab car. Kemudian kami sampai pada tujuan kami pada pukul 09.10.setelah sampai disana kamipun meminta izin terlebih dahulu untuk melakukan wawancara di Pura Chandra Prabha yang dimana terletak di Jl. Indraloka Raya, RT.8/RW.10, Jelambar,  dengan menyerahkan surat pengantar ke pengurus pura tersebut sebagai tanda bukti bahwa kami dari pihak Bina Nusantara University, Setelah diizinkan melakukan wawancara, kami menanyakan waktu yang pas untuk melakukan kegiatan wawancara ini, ternyata kebetulan pada hari itu juga ada beberapa kelompok yang akan melakukan kegiatan wawancara, jadi pihak Pura Chandra Prabha pun meminta kami untuk melakukan kegiatan wawancara pada hari itu juga.

Setelah menunggu beberapa waktu didepan gerbang Pura, kami melihat ada 2 kelompok dari Bina Nusantara University yang akan melakukan kegiatan wawancara juga, Selain itu diPura juga sangat ramai karna ada kegiatan-kegiatan seperti kegiatan sembah dan ada juga ada pembelajaran anak-anak.Setelah itu kami memasuki pura dan menunggu Pak Yorman, setelah beberapa menit Pak Nyoman datang dan mengajak kami ke teras untuk memulai kegiatan wawancara kami, kemudian Wawancara dimulai.

         Seperti biasanya sebelum kami memulai wawancara kami, kami mengenalkan diri kami terlebih dahulu, dan menjelaskan tujuan kami dari melakukan wawancara tersebut, kemudian kami juga tidak lupa untuk meminta izin untuk merekam saat melakukan wawancara. Kemudian wawancara dimulai.Kami memulai pertanyaan yang ringan ke dalam.

1.”Apa pendapat bapak tentang orang yang tidak memiliki agama?”
Menurut bapak sendiri ialah”apakah orang yang memiliki kepercayaan itu bisa menjalankan kebenaran? Apakah orang yang tidak memiliki kepercayaan itu tidak bisa menjalankan kebenaran?  Saya sudah bilang jangan sering mengedepankan dalam segi kepercayaan, kedepankan lah suatu kebenaran” menurut saya sendiri yang dimaksudkan dari Pak Nyoman ialah setiap orang memiliki kepribadian nya masing-masing, seperti halnya jika anda memiliki kepercayaan tapi tindakan yang anda lakukan masih seperti orang yang tidak memiliki kepercayaan/melakukan hal-hal yang tidak pantas, sebalik lagi dengan orang tidak memiliki kepercayaan itu memiliki kepribadian yang sangat baik, kemudian dia memiliki sifat kebenaran didalam dirinya.

2.”Apakah ada contoh nyata peranan agama dalam menyejahterakan masyarakat di Indonesia,contoh peranannya?”
Menurut bapak sendiri ialah”contohnya kedepankan kebenaran, kebenaran seperti apa ? Jangan memiliki sifat yang buruk/negatif, Jangan mengedepankan hawa nafsu, Jangan mengedepankan sifat mabok, bukan seperti mabok miras tetapi seperti orang yang menggangap dirinya paling benar,” menurut saya sendiri yang dimaksudkan Pak Nyoman ialah Setiap Agama mengedepankan Kebenaran hanya saja cara nya yang bedah,seperti halnya dalam Agama pasti setiap Agama memiliki perbedaan membuat kita beda pendapat akhirnya ada konflik Oleh karena itu kedepankan kebenaran, dan hargailah kebenaran orang lain, dan saling mengalah dalam konflik.

3.”Menurut pendapat bapak, dari skala 1-10 sudahkah kerukunan antar agama di Indonesia tercapai dengan baik? Apa alasannya?”
Menurut bapak sendiri ialah”di jaman dulu iya, dijaman sekarang karna pengaruh-pengaruh globalisasi makin luntur kerukunan saya katakan dulu sudah sangat berbeda. ”

       Setelah Pak Nyoman menjawab semua pertanyaan dari semua kelompok, maka wawancara ini selesai, Setelah itu kami meminta foto bersama sebagai dokumentasi atau bukti kegiatan wawancara ini, dan setelah itu kami berterima kasih kepada Pak Nyoman, dan tidak kerasa waktu menunjukkan 10.45 pada saat itu, kami tidak lupa untuk pamitan , dan terimakasih untuk Pak Nyoman yang telah membantu kami dalam rangka kegiatan wawancara dan menjawab semua pertanyaan kami.

3.      Kesimpulan

Apa yang kami dapat setelah kegiatan wawancara kami bersama pak Nyoman adalah kita harus menghargai setiap perbedaan yang ada, bisa menahan hawa nafsu akan kehidupan duniawi dan saling membantu sesama, selalu mengikuti kebenaran bukan sebuah kepercayaan. Dan juga pak Nyoman banyak menbagikan pengalaman pribadinya tentang mengikuti sebuah kebenaran bukan dari sebuah kepercayaan ke kami, karena kami adalah pemuda yang akan meneruskan bangsa Indonesia kata beliau. 



              Bab 5: Penutup




I. Kesimpulan Kelompok


       Dari keseluruhan kegiatan wawancara ini banyak hal baru yang kami dapatkan, yaitu kita sebagai manusia harus saling peduli dan toleransi pada perbedaan yang ada terutama toleransi antar umat beragama yang harus ditekankan di Indonesia dikarenakan Indonesia mengakui adanya 6 agama resmi. Dari kegiatan ini kami merasa lebih kompak dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi, dan juga meningkatkan rasa toleransi antar umat beragama.

       Dengan kegiatan ini kami harapkan mampu membuka mata dunia terutama di Indonesia sendiri bahwa masih banyak orang-orang yang tidak memiliki rasa toleransi antar umat beragama. Dan juga bertujuan untuk mengetahui pandangan beberapa tokoh agama tentang toleransi dan perbedaan yang ada di Indonesia. Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak tokoh agama dan yang bersangkutan, yang telah memberikan kami kesempatan dan waktu untuk melakukan kegiatan wawancara tersebut dan juga semua orang yang membantu kegiatan ini terlaksana tanpa adanya hambatan yang berarti.



II. Refleksi  Masing-masing  Anggota Kelompok
  • Calvin - 2001589390 
"Setelah saya melakukan kegiatan wawancara ini, saya lebih mengerti apa itu toleransi antar agama yang ada di Indonesia ini, selain itu saya belajar banyak dari tokoh agama yang saya wawancara pada saat itu dimana saya diberikan beberapa saran dan masukkan bagaimana bisa saling hidup rukun dan saling menghargai antar umat beragama, selain itu saya juga mendapatkan pengalaman pertama saya dalam melakukan wawancara dengan tokoh agama,ternyata itu membuat saya lebih berani, dan lebih terbuka untuk sesama tidak hanya itu saya juga mendapatkan pembelajaran yang banyak dari melakukan wawancara seperti halnya dalam kerukunan, toleransi antar umat beragama dan mengikuti kebenaran".
  • Leonardi Suwandi - 2001558574 
"Dari kegiatan wawancara ini, saya mendapatkan banyak pengalaman baru, yaitu berinteraksi dengan antar umat beragama tidak sesulit yang dibayangkan, serta dapat berbagi pengalaman pribadi kepada tokoh agama yang kami wawancarai. Selain itu saya juga mendapatkan hal positif dalam kegiatan ini yaitu bertumbuhnya rasa toleransi antar umat beragama dan menerima bahwa Indonesia diciptakan untuk perbedaan orang-orang yang menyukai perbedaan dan menganggap perbedaan adalah sebuah keunikan bukan menjadi alasan untuk perdebatan".
  • Andreas Marcolia - 2001565724
Saya mendapatkan pengalaman berharga setelah melakukan kegiatan wawancara ini saya jadi banyak belajar tentang indahnya toleransi antar umat beragama yang membuat semakin eratnya persatuan antar umat beragama
  • Calvin Yonathan - 2001577850
"Menurut saya setelah melakukan wawancara terhadap 3 tokoh agama itu telah membuat saya sadar bahwa tujuan setiap agama itu hampir sama dan juga dengan itu dapat mempererat hubungan sosialisasi antar umat beragama meskipun mereka berbeda agama dari wawancara tersebut juga saya menyadari bahwa mereka juga menghormati umat beragama yang lain dari wawancara tersebut juga saya dapat belajar cara pandang dari setiap tokoh agama".
  • Eric Kurniawan - 2001558353
"Menurut saya setelah melakukan wawancara oleh tiga tokoh agama saya di sadarkan tentang penting nya menjaga kerukunan antar umat beragama dalam bermasyarakat. Selain itu juga saya memahami bahwa konflik yang terjadi di kehidupan tidak hanya karena agama melainkan berdasarkan pribadi masing" pula".
  • Leo Pranando DCJ - 2001565831
"Menurut saya sangat baik ketika kita membuka diri untuk mengetahui toleransi dari sudut pandang kepercayaan yang berbeda. Belajar dari pola pikir pemimpin agama tentang toleran membuat saya mengerti bahwa kebersamaan adalah tujuan kita. Disamping itu banyak hal juga yang dipelajari seperti bagaimana seharusnya kita bersikap untuk saling menghargai dalam bentuk nyata terhadap orang-orang disekitar kita".
  • Novanthio Taniko H - 2001567055
"Setelah saya melakukan kegiatan wawancara ketiga tokoh agama, saya merasa bahwa agama memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan sikap toleransi ke masyarakat. Para pemuka agama yang kami wawancara juga sangat membantu dalam perkembangan sikap toleransi masyarakat Indonesia".


Lampiran Kegiatan

Foto Pertemuan pertama di Vihara Ekayana Arama

Ini adalah foto kami bersama dengan Suhu Bhiksuni Bhadrasatyan,Kiri ke kanan(Leonardi Suwandi, Calvin, Andreas Marcolia, Suhu Bhiksuni Bhadrasatyan, Eric Kurniawan, Leo Pranando DCJ, Novanthio Taniko W, Calvin Yonathan).


Ini adalah foto kami ketika berada didalam Vihara Ekayana Arama,Kiri ke kanan (Andreas Marcolia, Calvin, Calvin yonathan, Eric Kurniawan, Leonardi Suwandi, Leo Pranando DCJ, fotografer: Novanthio Taniko W).

Foto Pertemuan Kedua di Gereja Kristen Jakarta

Ini adalah foto kami saat bersama dengan Kak Ari Lasse dimeeting room,Kiri ke kanan (Leo Pranando DCJ,Kak Ari Lasse, Andreas Marcolia, Calvin, Novanthio Taniko H, Calvin Yonathan, Leonardi Suwandi, Eric Kurniawan).

Ini adalah foto kami ketika berada didalam Gereja Kristen Jakarta, Kiri ke kanan(Leonardi Suwandi, Calvin, Eric Kurniawan, Calvin Yonathan, Leo Pranando DCJ, Andreas Marcolia, Novanthio Taniko H).

Foto Pertemuan Ketiga di Pura Chandra Prabha

Ini adalah foto kami saat bersama Pak Nyoman Firmantika ,Kiri ke kanan( Andreas Marcolia, Calvin Yonathan,  Calvin,  Pak Nyoman Firmantika, Eric Kurniawan, Novanthio Taniko H, Leonardi Suwandi).

Ini adalah foto pas ketika berada didepan Pura Chandra Prabha,Kiri ke kanan( Calvin, Calvin Yonathan, Eric Kurniawan, Novanthio Taniko H, Leonardi Suwandi, Andreas Marcolia).



Video




Referensi


1.                  http://wikipedia.com/
2.                  http://google.com
3.                  Buku Character Building : Agama



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL-MELAKUKAN KEGIATAN WAWANCARA DENGAN TOKOH AGAMA DAN BELAJAR TOLERANSI DARI TOKOH AGAMA MATA KULIAH CHARACTER BUILDING AGAMA

Pertemuan 1 (Vihara Ekayana Arama) – Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama Mata Kuliah Character Building Agama

Pertemuan 3 (Pura Chandra Prabha) – Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama Mata Kuliah Character Building Agama

Pertemuan 2 (Gereja Kristen Jakarta) – Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama Mata Kuliah Character Building Agama