Laporan Akhir Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama Mata Kuliah Character Building Agama
Character Building : Agama
Laporan Akhir Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama
Belajar Toleransi dari Tokoh Agama
Identitas Kelompok
Nim
|
Nama
|
Jabatan (ketua, sekertaris, anggota)
|
2001589390
|
Calvin
|
Ketua
|
2001558574
|
Leonardi Suwandi
|
Sekretaris
|
2001577850
|
Calvin Yonathan
|
Anggota
|
2001558353
|
Eric Kurniawan
|
Anggota
|
2001565831
|
Leo Pranando DCJ
|
Anggota
|
2001565724
|
Andreas Marcolia
|
Anggota
|
2001567055
|
Novanthio Taniko H.
|
Anggota
|
Kelas
|
LH-01
|
BINUS UNIVERSITY
2017
Daftar Isi
Cover………………………………………………………………………………………………1
Lembaran
pengesahan…………………………………………………………………………....2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..3
Bab 1. Pendahuluan……………………………….……………………………………………...4
Bab 2. Metode
Kegiatan………………….……………………………………………………....5
Bab 3. Konsep Teori.……………..……………………………………………………………….6
Bab 4. Hasil Kegiatan……………………………………………………………..………............7
Bab 5.
Penutup…………………………………..………………………………...........................8
Lampiran
Kegiatan……………………………………………………………………………….9
Referensi...........................................................................................................................................10
Bab 1: Pendahuluan
I. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama. Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.
Toleransi antar umat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.
II . Permasalahan
- Kurang pahamnya rasa toleransi dan indahnya perbedaan pada saat ini
- Menambah pengetahuan tentang agama, dan bisa menerima antar sesama
- Dapat meningkatkan iman.
III . Tujuan Kegiatan
- Mengerti dan bisa mengaplikasikan rasa toleransi.
- Memperkuat jiwa solidaritas antar sesama umat beragama.
- Mempererat tali persaudaraan antar umat beragama.
- Meningkatkan keimanan
IV. Manfaat kegiatan
- Rasa Persaudaraan yang semakin tertanam.
- Tertanamnya rasa toleransi terhadap sesama umat beragama.
- Mengerti dan memahami indahnya perbedaan.
- Memberikan motivasi untuk menjaga perbedaan yang ada.
Bab 2: Metode Kegiatan
I. Rencana Kegiatan
Dalam kegiatan Belajar toleransi dari tokoh agama, rencana kegiatan yang telah kami siapkan yaitu, kami mendiskusikan pertanyaan yang digunakan dalam wawancara, menentukan tempat kegiatan , dan membuat jadwal kegiatan . setelah rencana kegiatan telah selesai kami dapat mudah untuk memulai kegiatan kelompok kami dengan mewancarai tokoh agama.
II. Lokasi Kegiatan
- Chandra Prabha Pura Jelambar, Jl. Indraloka Raya, RT.8/RW.10, Jelambar, West Jakarta City, Jakarta.
- Vihara Ekayana Arama (Jalan Mangga II No. 8, Tanjung Duren Barat, RT.8/RW.8, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510)
- Gereja Kristen Jakarta (Jl. Tambora Raya No. 44 Jemb. V, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11220).
III. Waktu Kegiatan
Kegiatan kami akan kami mulai pada 28 - 31 Oktober 2017 dan dimulai pada jam 10.00 hingga kegiatan selesai.
IV. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan Kunjungan Tokoh Agama terdiri atas :
- Calvin
- Leonardi Suwandi
- Andreas Marcolia
- Calvin Yonathan
- Eric Kurniawan
- Leo Pranando DCJ
- Novanthio Taniko H.
V. Panduan Wawancara
- Kami memperkenalkan diri terlebih dahulu, setelah itu kami menjelaskan tujuan kami untuk mewawancara.
- Kami meminta izin jika kami akan merekam saat proses wawancara dilakukan.
- Kami memulai wawancara dengan pertanyaan awal yang ringan.
- Selanjutnya kami akan mengajukan pertanyaan berikutnya secara runtun sesuai dengan apa yang kami diskusikan terlebih dahulu.
- Sebagai penutupnya kami akhiri dengan ucapan terima kasih.
Bab 3: Konsep
Agama merupakan pengakuan atau tanggapan manusia terhadap adanya kekuatan adanya kekuaran supranatural, kekuatan adikodrati yang melebihi segala realitas ada. Motivasi dalam keagamaan pada umumnya bersifat psiko-subjektif yang diyakini sebagai hal yang baik dan benar yang mengarahkan perilaku, cara berpikir, dan cara bertindak.Motivasi dasar mengapa para penganut Agama menghayati agamanya diambil dari (Bdk. International Encyclopedia of the Social Sciences, 2010: hlm. 161), antara lain ; a.Mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, b. orang menganut agama untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan manusiawi yang dialami didalam hidupnya, c. orang menganut agama untuk menciptakan keteraturan dan kohesi sosial. Dan pada umumnya agama memiliki 5 karakteristik dasar yang terdapat didalamnya yakni; 1.Memiliki kepercayaan agama, 2.Memiliki simbol agama, 3. Memiliki praktik agama, 4. Memiliki umat atau penganut agama, 5.Memiliki pengalaman keagamaan.
Berhubungan tema yang kita angkat adalah “Belajar toleransi dari tokoh agama” dan sebagai bentuk rasa ingin tahu tentang rasa toleransi lebih jauh lagi, kami akan melakukan wawancara(dialog) kepada beberapa tokoh agama yang berbeda tentang pendapat mereka terhadap sikap toleransi, saling menghargai. dan lain sebagainya. Dialog dapat diartikan sebagai pembicaraan langsung antar orang-orang yang mempunyai pandangan berbeda tentang suatu hal, untuk saling tukar informasi, sehingga memperoleh saling pengertian di antara mereka. Jadi, tujuan kami melakukan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasa toleransi kita terhadap perbedaan, dan juga kelompok kami ingin menyatukan pendapat dari berbagai tokoh agama tertentu untuk mendapatkan pengetahuan lebih dan penerapaannya di kehidupan masyarakat.
Maka dari itu kami berharap banyak dari kegiatan ini agar bisa membuat kami lebih memahami dan mendapatkan ilmu baru serta berguna yang bisa kami dapatkan dari beberapa tokoh agama yang akan kami wawancarai dan menjadikannya pembelajaran bagi kami dan dapat diaplikasikan kepada orang lain. Dan bisa mempererat hubungan sesama masyarakat di lingkungan sekitar kita dan agar bisa terjalinnya rasa toleransi antar umat beragama dan juga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memiliki agama.
Berhubungan tema yang kita angkat adalah “Belajar toleransi dari tokoh agama” dan sebagai bentuk rasa ingin tahu tentang rasa toleransi lebih jauh lagi, kami akan melakukan wawancara(dialog) kepada beberapa tokoh agama yang berbeda tentang pendapat mereka terhadap sikap toleransi, saling menghargai. dan lain sebagainya. Dialog dapat diartikan sebagai pembicaraan langsung antar orang-orang yang mempunyai pandangan berbeda tentang suatu hal, untuk saling tukar informasi, sehingga memperoleh saling pengertian di antara mereka. Jadi, tujuan kami melakukan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasa toleransi kita terhadap perbedaan, dan juga kelompok kami ingin menyatukan pendapat dari berbagai tokoh agama tertentu untuk mendapatkan pengetahuan lebih dan penerapaannya di kehidupan masyarakat.
Maka dari itu kami berharap banyak dari kegiatan ini agar bisa membuat kami lebih memahami dan mendapatkan ilmu baru serta berguna yang bisa kami dapatkan dari beberapa tokoh agama yang akan kami wawancarai dan menjadikannya pembelajaran bagi kami dan dapat diaplikasikan kepada orang lain. Dan bisa mempererat hubungan sesama masyarakat di lingkungan sekitar kita dan agar bisa terjalinnya rasa toleransi antar umat beragama dan juga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memiliki agama.
Bab 4: Hasil Kegiatan
Pertemuan 1 (Vihara Ekayana Arama) –
Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama Mata Kuliah Character Building
Agama
1.
Bagian Awal
Kelas : LH01
Dosen : Sukron Ma’mun (D3702)
Tokoh Agama : Bhiksuni Bhadrasatyan
Hari, Tanggal: Sabtu, 28 Oktober 2017
Pukul : 10.00-13.00 WIB
Lokasi :Vihara Ekayana Arama(Jalan Mangga II No. 8, Tanjung Duren Barat, RT.8/RW.8, Duri Kepa,
Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510)
Anggota Tim yang hadir saat Pertemuan pertama:
Kelas : LH01
Dosen : Sukron Ma’mun (D3702)
Tokoh Agama : Bhiksuni Bhadrasatyan
Hari, Tanggal: Sabtu, 28 Oktober 2017
Pukul : 10.00-13.00 WIB
Lokasi :Vihara Ekayana Arama(Jalan Mangga II No. 8, Tanjung Duren Barat, RT.8/RW.8, Duri Kepa,
Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510)
Anggota Tim yang hadir saat Pertemuan pertama:
- Calvin 2001589390
- Leonardi Suwandi 2001558574
- Andreas Marcolia 2001565724
- Calvin Yonathan 2001577850
- Eric Kurniawan 2001558353
- Leo Pranando DCJ 2001565831
- Novanthio Taniko H 2001567055
2.
Bagian Isi
Pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2017 kami melakukan kegiatan
survey di Vihara Ekayana Arama yang
dimana terletak di Jalan Mangga II No. 8, Tanjung Duren Barat, dengan
menyerahkan surat pengantar ke pengurus Vihara sebagai tanda bukti bahwa kami
dari pihak Bina Nusantara university, Setelah itu kami menanyakan apakah kami bisa melakukan kegiatan wawancara bersama salah satu
tokoh agama yang berada di Vihara
Ekayana Arama, dan pihak Vihara Ekayana Arama
memperbolehkan kami melakukan kegiatan wawancara tersebut dan pihak Vihara
Ekayana Arama meminta kami untuk melakukan kegiatan wawancara pada 1 minggu
kedepan yaitu tepatnya Sabtu, 28 Oktober 2017 bersama dengan kelompok lainnya.
Pada
Sabtu Tanggal 28 Oktober 2017, Hari ini
merupakan hari yang dimana tim kami akan melakukan Wawancara di Vihara Ekayana
Arama yang dimana terletak diJalan Mangga II No. 8, Tanjung Duren Barat, Sebelum
kami berangkat kami berkumpul dulu di Binus University Anggrek dan berangkat
pada pukul 09.20 menggunakan grab car. Kemudian kami tiba pada tujuan kami pada
pukul 09.50.
Pada saat
sampai pada tujuan kami melihat ada 4 kelompok hari tersebut juga akan
melakukan wawancara di Vihara Ekayana Arama, kemudian kami dipersilahkan duduk
didalam untuk menunggu suhu Bhiksuni Bhadrasatyan, Setelah menunggu cukup lama
suhu Bhiksuni Bhadrasatyan datang dan Kami memulai sesi Wawancara kami.
Sebelum
memulai Wawancara kami meminta izin terlebih dahulu untuk merekam saat proses
wawancara dilakukan dan tidak lupa kami juga memperkenalkan diri kami terlebih
dahulu, dan menjelaskan tujuan kami untuk mewawancara. Kelompok kami mengajukan
pertanyaan “Indonesia kan memiliki 6 agama yang diakui, terus di indonesia itu
ada pasalnya yang mengatur setiap warga negara boleh memilih agamanya
masing-masing, tetapi kebanyakan orang-orang indonesia itu kebanyakan memilih
agama dari orang tua nya seperti dari leluhur/keturunan” menurut suhu Bhiksuni
Bhadrasatyan “sebenarnya bagi saya pribadi fisik saya pasti ngikutin leluhur
saya, tetapi saya harus mencari tahu lagi ajaran agama leluhur saya itu bisa ga
diterima oleh masyarakat, diterima oleh saya sendiri, bisa dipraktekkan dengan
baik perkembangan diri saya yang baik dan diterima oleh masyarakat, kalau dulu
khonghucu itu belum diakui, mama saya itu khonghucu, mengapa saya tidak mau itu
karna ga ada sesuatu hal yang bisa membuat karakter saya bisa berkembang,
kepribadian saya berkembang yang baik dan benar ”, setelah itu kelompok lain
mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan,kelompok kami hanya kebagian
untuk mengajukan 1 pertanyaan saja dikarnakan sudah
banyak pertanyaan yang sudah terjawab oleh suhu Bhiksuni Bhadrasatyan.
Setelah Suhu
Bhiksuni Bhadrasatyan telah menjawab semua pertanyaan, maka wawancara ini
selesai, setelah itu kami berterima kasih kepada suhu,
tidak lupa juga kami meminta foto bersama sebagai dokumentasi atau bukti
kegiatan wawancara ini, dan tidak terasa
waktu menunjukkan 12.45 pada saat itu, kami tidak lupa untuk pamitan, dan
terima kasih untuk suhu yang telah membantu kami
dalam rangka kegiatan wawancara dan menjawab
semua pertanyaan
kami.
3.
Kesimpulan
Apa
yang kami dapat dari kegiatan wawancara bersama Suhu Bhiksuni Bhadrasatyan
adalah membuat kami lebih tau akan toleransi antar umat beragama di Indonesia
ini, dan kami lebih mengenal lebih dalam lagi tentang keagamaan di Indonesia,
selain itu Suhu juga banyak menceritakan dan berbagi pengalaman pribadi yang
dirasakan oleh Suhu yaitu toleransi yang cukup besar antar umat beragama yang
berada di daerah Vihara Ekayana Arama ini, yang saling memberikan bantuan pada
saat hari raya masing-masing agama. Dan pada akhir kegiatan wawancara ini kami
ingin terus mengembangkan rasa toleransi di lingkungan sekitar kami walaupun
itu hanya toleransi yang kecil sekalipun..
Pertemuan 2 (Gereja Kristen Jakarta) –
Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh Agama Mata Kuliah Character Building
Agama
1. Bagian Awal
Kelas : LH01
Dosen : Sukron Ma’mun (D3702)
Tokoh Agama : Ari Lasse
Hari, Tanggal: Rabu, 1 November 2017
Pukul : 13.30-14.30 WIB
Lokasi :Gereja Kristen Jakarta(Jl. Tambora Raya No. 44 jemb. V, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusu
Ibukota Jakarta 11220)
Kelas : LH01
Dosen : Sukron Ma’mun (D3702)
Tokoh Agama : Ari Lasse
Hari, Tanggal: Rabu, 1 November 2017
Pukul : 13.30-14.30 WIB
Lokasi :Gereja Kristen Jakarta(Jl. Tambora Raya No. 44 jemb. V, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusu
Ibukota Jakarta 11220)
Anggota Tim yang hadir saat Pertemuan kedua:
- Calvin 2001589390
- Leonardi Suwandi 2001558574
- Andreas Marcolia 2001565724
- Calvin Yonathan 2001577850
- Eric Kurniawan 2001558353
- Leo Pranando DCJ 2001565831
- Novanthio Taniko H 2001567055
2.
Bagian Isi
Hari ini merupakan pertemuan kedua kami
dalam melakukan wawancara terhadap tokoh agama dimana pertemuan kedua ini kami
akan mewawancara seorang Pendeta, sebelum itu kami terlebih dulu meminta izin
untuk melakukan wawancara di Gereja Kristen Jakarta yang dimana terletak diJl.
Tambora Raya No. 44 jemb. V,dengan menyerahkan surat pengantar dan proposal
kami kepengurus Gereja sebagai tanda bukti bahwa kami dari pihak Bina Nusantara
University, setelah itu kami diizinkan mewawancara dan diberikan tanggal untuk
melakukan wawancara.
Hari ini merupakan hari melakukan
wawancara kami di Gereja Kristen Jakarta, sebelum kami berangkat kami berkumpul
di kost loving hut anggrek dan melakukan persiapan untuk mewawancara, setelah
tim kami sudah lengkap semua kami melakukan keberangkatan kami dari jam 12.30
menggunakan grab car. kemudian kami tiba pada tujuan kami pada pukul 13.10.
Setelah sampai kami dipersilahkan untuk menunggu didalam, sambil menunggu kami
menyiapkan beberapa pertanyaan yang disiapkan untuk wawancara, setelah beberapa
saat Pendeta tersebut datang, dan kami memasuki ruangan meeting room untuk
melakukan wawancara disana.
Seperti biasa sebelum kami
melakukan wawancara kami, kami mengenalkan diri kami terlebih dahulu dan
menjelaskan tujuan kami dari melakukan wawancara tersebut, kemudian kami juga
tidak lupa untuk meminta izin merekam saat melakukan wawancara. Kemudian
wawancara dimulai, Kami memulai wawancara kami dengan pertanyaan yang yang ringan
sampai ke dalam yaitu
1.“Menurut pendapat
bapak, dari skala 1-10 sudahkah kerukunan antar agama di Indonesia tercapai
dengan baik? Kalau tidak kenapa? Kalau iya kenapa?”
Menurut bapak sendiri
ialah “ Menurut saya kalau dikatakan sudah tercapai dengan baik mungkin saya
katakan tidak, kalau dikatakan juga belum sebagian juga sudah, menurut saya
seperti itu, karna ditengah-tengah bangsa kita juga sering terjadi perselisihan
antar umat agama misalkan dalam keKristen-an sering ada gereja yang dibakar
oleh oknum-oknum tertentu yang menagatas namakan agama, namun di satu sisi juga
kita melihat sebenarnya ada juga gereja
yang cukup baik dengan agama yang lain, atau agama lain yang cukup baik dengan
gereja, misal kita bisa melihat contoh salah satunya kalau kita ambil survei
dijakarta utara misalkan ada kurang lebih 45 tahun gereja dan mesjid sudah
berdampingan disana, jadi dikatakan baik juga tidak terlalu, dikatakan tidak
juga tidak terlalu, jadi adaa ditengah-tengah kita sebagai anak-anak bangsa
kita harus berjuang untuk menciptakan satu kerukunan beragama dibangsa kita
khusunya”.
2.”Apa tanggapan bapak
tentang mereka yang menggangap agamanya lebih benar dari pada yang lain?”
Menurut bapak sendiri
ialah”saya rasa setiap orang memiliki tanggapan atau pandangan secara pribadi
menurut dia agamanya benar atau menurut saya agamanya saya benar, tapi kalau
kita lihat secara kebenaran tentunya adalah pelanggaran-pelanggaran yang
menciptakan sesuatu yang benar kalau dikatakan benar adalah berarti tidak ada
sesuatu yang didalamnya menyangkut diskriminasi orang , itu namanya benar nggak
ada yang didalamnya kita menyudutkan yang lain kalau kita mengatas namakan
agama yang mengatakan agama kita yang benar namun didalam hal itu kita
menyudutkan orang lain, kita menyingkirkan orang lain, kita membunuh demi
mengatakan agama kita benar secara logic itu tidak masuk akal, jadi yang
mengatakan agamanya yang benar atau lebih benar dari pada yang lain bisa-bisa
saja orang berpandang begitu karna dia punya pemikiran yang begitu. Tapi menurut
saya tidak ada Agama yang sempurna didalam dunia ini yang ada adalah Tuhan yang
sempurna ,jadi agama hanya salah satu wadah dimana setiap umat yang beragama
akan memakai agama untuk mengenal Tuhan. Jadi yang Sempurna, yang lebih baik
itu, yang lebih menarik itu adalah Tuhan yang disembah oleh Agama itu
masing-masing, dipercaya oleh Agama itu masing-masing”.
3.”Apa pendapat Bapak
tentang orang yang tidak memiliki/memeluk Agama?
Menurut bapak sendiri
ialah” itu juga adalah keputusan setiap orang masing-masing, dia memiliki agama
mengambil keputusan untuk mengambil agama, atau dia tidak mengambil keputusan
dalam untuk tidak memiliki agama itu adalah keputusan dia, tapi sebenarnya
ketika dia mengambil keputusan, menurut saya untuk tidak beragama itu juga
sebenarnya dia sudah beragama, agamanya adalah tidak beragama ketika dia
mengambil keputusan.berarti ketika dia mengambil keputusan itu berarti dia
mempercayai apa yang dipercayai adalah sesuatu yang tidak ada bisa dikatakan
menurut saya agama nya dia adalah agama yang tidak dipercayai oleh dia sendiri.
4.”Bagaimana toleransi
dimasyarakat sekitar sini/sekitar gereja?”
Menurut bapak sendiri
ialah”Sejauh ini Gereja cukup berkontribusi secara sosial di lingkungan ini
khususnya Gereja Kristen Jakarta sejak Gereja ini berdiri Gereja ini menjadi
wadah untuk berbagi kasih dengan orang-orang disekitar sini misalnya kita
mengadakan pembagian semabako secara
gratis, mengadakan pengobatan secara gratis , dan ini menciptakan kerukunan
beragama yang baik dilingkungan warga ini, sehingga kalau Gereja ini bisa
berdiri sampai saat ini itu karena diciptakan sosial didalam, kebaikan-kebaikan
didalamnya sehingga Gereja hadir bukan untuk menyudutkan yang lain, tetapi
Gereja hadir untuk membagi kasih kepada orang lain sehingga Gereja ini bisa
diterima oleh orang-orang disekitar warga sini”.
5.”Sebagai umat beragama,
bagaimana peran kita bisa hidup rukun, seperti diIndonesia ini karena Indonesia
memiliki berbagai suku dan kepercayaan, peran kita seperti apa?”
Menurut bapak sendiri
ialah”Kita sebagai anak–anak muda bangsa saat ini kita harus melandaskan karna
kita adalah negara Indonesia kita landasan nya adalah Pancasila dan kita harus
menjujung tinggi Pancasila dan sebagai umat yang beragama seharusnya punya tata
agamanya masing-masing, termasuk dalam Kristen-an selalu diajarkan bagaimana
menghargai agama yang lain dan bagaimana mencintai bangsa ini misalkan dalam
Kristen sering kali diajarkan untuk berdoa bagi bangsa , untuk perubahan yang
lebih baik bagi bangsa ini, dan saya percaya diagama-agama lain juga
mengajarkan supaya mereka berdoa untuk kebaikan buat bangsa ini terutama
anak-anak muda hari ini pasti tokoh-tokoh agama mengajarkan supaya anak-anak
mudanya, atau orang-orang yang ada diagamanya dia berkontribusi dengan baik
buat bangsa ini sehingga bangsa ini semakin mengalami kemajuan, seperti itulah
inilah contoh dalam ke Kristen –an di Gereja kita melakukan hal-hal yang
terbaik bahkan ini rutin kita lakukan misalkan dalam persekutuan doa setiap
hari rabu tidak terlupakan kita selalu berdoa bagi bangsa kita supaya bangsa
kita lebih baik, dan pemimpin yang bisa memberikan teladan yang baik buat
generasi untuk bangsa ini”.
Setelah pertanyaan kami terjawab semua
maka kami mangakhiri wawancara ini, kami berterimakasih banyak dengan Bapak Ari
Lasse yang sudah menjawab semua pertanyaan yang sudah kami tanyakan , tidak lupa juga kami meminta foto bersama sebagai dokumentasi atau
bukti kegiatan wawancara ini, dan
tidak terasa waktu menunjukkan 14.30 pada saat itu. kami tidak lupa untuk
pamitan , dan terima kasih untuk Pak Ari yang telah membantu
kami dalam rangka kegiatan wawancara dan menjawab semua pertanyaan kami.
3.
Kesimpulan
Apa yang kami dapat dari kegiatan wawancara bersama
pak Ari adalah membuat
kami lebih memahami kerukunan agama di Indonesia saat ini yang dimana di
Indonesia ini memiliki berbagai ras,suku,dan kepercayaan yang masih bisa hidup
rukun , seperti yang dikatakan Pak Ari sendiri disetiap Agama pasti diajarkan
untuk saling menghargai antar umat beragama, saling menolong, tidak
diskriminasi dan menjadi orang baik untuk bangsa ini.Selain itu Pak Ari juga
memberikan beberapa saran
dan masukkan untuk kami tentang bagaimana bisa saling hidup rukun dan saling
menghargai antar umat beragama.
Pertemuan 3 (Pura Chandra Prabha) – Melakukan Kegiatan Wawancara Dengan Tokoh
Agama Mata Kuliah Character Building Agama
1.
Bagian Awal
Kelas : LH01
Dosen : Sukron Ma’mun (D3702)
Tokoh Agama : Nyoman Firmantika
Hari, Tanggal: Minggu, 12 November 2017
Pukul : 09.40-10.45 WIB
Lokasi :Pura Chandra Prabha (Jl. Indraloka Raya, RT.8/RW.10, Jelambar, Kota Jakarta Barat,Daerah
Khusus Ibukota Jakarta )
Anggota Tim yang hadir saat Pertemuan ketiga:
Kelas : LH01
Dosen : Sukron Ma’mun (D3702)
Tokoh Agama : Nyoman Firmantika
Hari, Tanggal: Minggu, 12 November 2017
Pukul : 09.40-10.45 WIB
Lokasi :Pura Chandra Prabha (Jl. Indraloka Raya, RT.8/RW.10, Jelambar, Kota Jakarta Barat,Daerah
Khusus Ibukota Jakarta )
Anggota Tim yang hadir saat Pertemuan ketiga:
- Calvin 2001589390
- Leonardi Suwandi 2001558574
- Andreas Marcolia 2001565724
- Calvin Yonathan 2001577850
- Eric Kurniawan 2001558353
- Novanthio Taniko H 2001567055
2.
Bagian Isi
Hari
ini merupakan pertemuan terakhir kami dalam melakukan wawancara terhadap tokoh
agama dimana pertemuan kali ini kami akan mewawancara seorang mangku
di Pura Chandra Prabha, seperti biasa
sebelum berangkat kami berkumpul di loving hut anggrek, sambil menunggu tim
kami lengkap , kami melakukan persiapan dalam mewawancara, setelah tim kami
lengkap kami melakukan keberangkatan kami dari jam 08.30 menggunakan grab car.
Kemudian kami sampai pada tujuan kami pada pukul 09.10.setelah
sampai disana kamipun meminta izin
terlebih dahulu untuk melakukan wawancara di Pura Chandra Prabha yang dimana
terletak di Jl. Indraloka Raya, RT.8/RW.10, Jelambar, dengan menyerahkan surat pengantar ke
pengurus pura tersebut sebagai tanda bukti bahwa kami dari pihak Bina Nusantara
University, Setelah diizinkan melakukan wawancara, kami menanyakan waktu yang
pas untuk
melakukan kegiatan wawancara ini, ternyata kebetulan
pada hari itu juga ada beberapa kelompok yang akan melakukan kegiatan
wawancara, jadi pihak Pura Chandra Prabha pun meminta kami untuk melakukan
kegiatan wawancara pada hari itu juga.
Setelah menunggu beberapa waktu didepan gerbang
Pura, kami melihat ada 2 kelompok dari Bina Nusantara
University yang akan melakukan kegiatan wawancara juga, Selain itu diPura juga sangat ramai
karna ada kegiatan-kegiatan seperti kegiatan sembah dan ada juga ada
pembelajaran anak-anak.Setelah itu kami memasuki pura dan menunggu Pak Yorman,
setelah beberapa menit Pak Nyoman datang dan mengajak kami ke teras untuk
memulai kegiatan wawancara kami, kemudian Wawancara dimulai.
Seperti
biasanya sebelum kami memulai wawancara kami, kami mengenalkan diri kami
terlebih dahulu, dan menjelaskan tujuan kami dari melakukan wawancara tersebut,
kemudian kami juga tidak lupa untuk meminta izin untuk merekam saat melakukan
wawancara. Kemudian wawancara dimulai.Kami memulai pertanyaan yang ringan ke
dalam.
1.”Apa pendapat bapak tentang orang yang tidak memiliki
agama?”
Menurut bapak sendiri ialah”apakah orang yang memiliki
kepercayaan itu bisa menjalankan kebenaran? Apakah orang yang tidak memiliki
kepercayaan itu tidak bisa menjalankan kebenaran? Saya sudah bilang jangan sering mengedepankan
dalam segi kepercayaan, kedepankan lah suatu kebenaran” menurut saya sendiri
yang dimaksudkan dari Pak Nyoman ialah setiap orang memiliki kepribadian nya
masing-masing, seperti halnya jika anda memiliki kepercayaan tapi tindakan yang
anda lakukan masih seperti orang yang tidak memiliki kepercayaan/melakukan
hal-hal yang tidak pantas, sebalik lagi dengan orang tidak memiliki kepercayaan
itu memiliki kepribadian yang sangat baik, kemudian dia memiliki sifat
kebenaran didalam dirinya.
2.”Apakah ada contoh nyata peranan agama dalam menyejahterakan
masyarakat di Indonesia,contoh peranannya?”
Menurut bapak sendiri ialah”contohnya kedepankan
kebenaran, kebenaran seperti apa ? Jangan memiliki sifat yang buruk/negatif,
Jangan mengedepankan hawa nafsu, Jangan mengedepankan sifat mabok, bukan seperti
mabok miras tetapi seperti orang yang menggangap dirinya paling benar,” menurut
saya sendiri yang dimaksudkan Pak Nyoman ialah Setiap Agama mengedepankan
Kebenaran hanya saja cara nya yang bedah,seperti halnya dalam Agama pasti
setiap Agama memiliki perbedaan membuat kita beda pendapat akhirnya ada konflik
Oleh karena itu kedepankan kebenaran, dan hargailah kebenaran orang lain, dan
saling mengalah dalam konflik.
3.”Menurut pendapat bapak, dari skala 1-10 sudahkah
kerukunan antar agama di Indonesia tercapai dengan baik? Apa alasannya?”
Menurut bapak sendiri ialah”di jaman dulu iya, dijaman
sekarang karna pengaruh-pengaruh globalisasi makin luntur kerukunan saya
katakan dulu sudah sangat berbeda. ”
Setelah Pak
Nyoman menjawab semua pertanyaan dari semua kelompok, maka wawancara ini
selesai, Setelah itu kami meminta foto bersama sebagai dokumentasi atau bukti
kegiatan wawancara ini, dan setelah itu kami berterima kasih kepada Pak Nyoman,
dan tidak kerasa waktu menunjukkan 10.45 pada saat itu, kami tidak lupa untuk
pamitan , dan terimakasih untuk Pak Nyoman yang telah membantu kami dalam
rangka kegiatan wawancara dan menjawab semua pertanyaan kami.
3.
Kesimpulan
Apa yang kami
dapat setelah kegiatan wawancara kami bersama pak Nyoman adalah kita harus
menghargai setiap perbedaan yang ada, bisa menahan hawa nafsu akan kehidupan
duniawi dan saling membantu sesama, selalu mengikuti kebenaran bukan sebuah
kepercayaan. Dan juga pak Nyoman banyak menbagikan pengalaman pribadinya
tentang mengikuti sebuah kebenaran bukan dari sebuah kepercayaan ke kami,
karena kami adalah pemuda yang akan meneruskan bangsa Indonesia kata beliau.
Bab 5: Penutup
I. Kesimpulan Kelompok
Dari keseluruhan
kegiatan wawancara ini banyak hal baru yang kami dapatkan, yaitu kita sebagai
manusia harus saling peduli dan toleransi pada perbedaan yang ada terutama
toleransi antar umat beragama yang harus ditekankan di Indonesia dikarenakan
Indonesia mengakui adanya 6 agama resmi. Dari kegiatan ini kami merasa lebih
kompak dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi, dan juga meningkatkan rasa
toleransi antar umat beragama.
Dengan kegiatan ini kami harapkan mampu membuka mata dunia terutama di
Indonesia sendiri bahwa masih banyak orang-orang yang tidak memiliki rasa
toleransi antar umat beragama. Dan juga bertujuan untuk mengetahui pandangan
beberapa tokoh agama tentang toleransi dan perbedaan yang ada di Indonesia.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak tokoh agama dan yang
bersangkutan, yang telah memberikan kami kesempatan dan waktu untuk melakukan
kegiatan wawancara tersebut dan juga semua orang yang membantu kegiatan ini
terlaksana tanpa adanya hambatan yang berarti.
II. Refleksi Masing-masing Anggota Kelompok
- Calvin - 2001589390
"Setelah saya melakukan kegiatan wawancara ini, saya lebih mengerti apa itu toleransi antar agama yang ada di Indonesia ini, selain itu saya belajar banyak dari tokoh agama yang saya wawancara pada saat itu dimana saya diberikan beberapa saran dan masukkan bagaimana bisa saling hidup rukun dan saling menghargai antar umat beragama, selain itu saya juga mendapatkan pengalaman pertama saya dalam melakukan wawancara dengan tokoh agama,ternyata itu membuat saya lebih berani, dan lebih terbuka untuk sesama tidak hanya itu saya juga mendapatkan pembelajaran yang banyak dari melakukan wawancara seperti halnya dalam kerukunan, toleransi antar umat beragama dan mengikuti kebenaran".
- Leonardi Suwandi - 2001558574
"Dari kegiatan wawancara ini, saya mendapatkan banyak pengalaman baru, yaitu berinteraksi dengan antar umat beragama tidak sesulit yang dibayangkan, serta dapat berbagi pengalaman pribadi kepada tokoh agama yang kami wawancarai. Selain itu saya juga mendapatkan hal positif dalam kegiatan ini yaitu bertumbuhnya rasa toleransi antar umat beragama dan menerima bahwa Indonesia diciptakan untuk perbedaan orang-orang yang menyukai perbedaan dan menganggap perbedaan adalah sebuah keunikan bukan menjadi alasan untuk perdebatan".
- Andreas Marcolia - 2001565724
- Calvin Yonathan - 2001577850
- Eric Kurniawan - 2001558353
- Leo Pranando DCJ - 2001565831
"Menurut saya sangat baik ketika kita membuka diri untuk mengetahui toleransi dari sudut pandang kepercayaan yang berbeda. Belajar dari pola pikir pemimpin agama tentang toleran membuat saya mengerti bahwa kebersamaan adalah tujuan kita. Disamping itu banyak hal juga yang dipelajari seperti bagaimana seharusnya kita bersikap untuk saling menghargai dalam bentuk nyata terhadap orang-orang disekitar kita".
- Novanthio Taniko H - 2001567055
Lampiran Kegiatan
Foto Pertemuan pertama di Vihara Ekayana Arama
Ini adalah foto kami
bersama dengan Suhu Bhiksuni Bhadrasatyan,Kiri ke kanan(Leonardi Suwandi,
Calvin, Andreas Marcolia, Suhu Bhiksuni Bhadrasatyan, Eric Kurniawan, Leo
Pranando DCJ, Novanthio Taniko W, Calvin Yonathan).
Ini adalah foto kami ketika berada didalam
Vihara Ekayana Arama,Kiri ke kanan (Andreas Marcolia, Calvin, Calvin yonathan,
Eric Kurniawan, Leonardi Suwandi, Leo Pranando DCJ, fotografer: Novanthio
Taniko W).
Foto Pertemuan Kedua di Gereja Kristen Jakarta
Ini adalah foto kami saat
bersama dengan Kak Ari Lasse dimeeting room,Kiri ke kanan (Leo Pranando DCJ,Kak Ari Lasse,
Andreas Marcolia, Calvin, Novanthio Taniko H, Calvin Yonathan, Leonardi
Suwandi, Eric Kurniawan).
Ini adalah foto kami ketika berada didalam
Gereja Kristen Jakarta, Kiri ke kanan(Leonardi Suwandi, Calvin, Eric Kurniawan,
Calvin Yonathan, Leo Pranando DCJ, Andreas Marcolia, Novanthio Taniko H).
Foto Pertemuan Ketiga di Pura Chandra Prabha
Ini adalah foto kami saat bersama Pak Nyoman Firmantika
,Kiri ke kanan( Andreas Marcolia, Calvin Yonathan, Calvin,
Pak Nyoman Firmantika, Eric Kurniawan, Novanthio Taniko H, Leonardi
Suwandi).
Video
Referensi
Komentar
Posting Komentar